Jumat, 20 Mei 2016

Movie Review - Captain America 3 Civil War

05.24

Best movie on Marvel Cinematic Universe (MCU), Hands Down.
There is a doubt that the Russo Brothers, regardless of what they managed to accomplish with  fascinating Winter Soldier, will not be able to summarize the action of war between superheroes so phenomenal it into a movie that does not end up merely as a fan-service. This is a movie that not only will load almost any superhero that had already been introduced through the Marvel movies and Avengers solo, but also two new superhero who finally got into the Marvel Cinematic Universe (MCU). That in the end, they will inevitably, have to sacrifice what makes Winter Soldier so incredible two years ago. But fortunately, none of these concerns occur. Civil War is an exceptional superhero movie that will make you fall in love and placing it as one of the most favorite in your heart. You will end up nodding your head after tasting it directly.


Civil War did a great job because of the ability of the director and scriptwriter for dispensing a consequence concepts and motifs in proportion so fit and rational. We all understand that it can not be easy to ensure 10 superhero characters are merged into one same space could end up to be the focus of attention. Always there will be sacrificed or end forced. But not in the Civil War. Prowess is a success to ensure that all these characters have a portion of the story so memorable, yet so important moments that make their role more shining and not just end up be a cameo or supporting characters who have no contribution at all on the side of the story. This makes their motivation to fight and siding with either side - Team Captain America or Team Ironman into something rational, something you can understand, and may end up to be something that you support the fullest. The result? When the big moment arrived and the "Civil War" that happens, you managed to see each of these characters as different individuals with different motivations.

Storytelling of Civil War is just one of the reasons to fall in love with it, because on this movie, we think, is also worthy of the title as one of the superhero movie with a ''CRAZIEST'' battle scene so far. You might remember the scene of the fight Thor and Ironman in first Avengers? Or when Hulk Buster with Hulk trying to keep anger in Age of Ultron? Or when the Falcon against Ant-Man in the Ant-Man solo movie? Now imagine the same sensations, you multiply 10-fold with all the Avengers characters directly involved in it. Sound crazy? Indeed, as crazy as it was and as cool as imagined. 


Captain America: Civil War ended with the title ''best Marvel superhero movie'' so far, at least in our eyes. Almost all the elements you would expect from the name of "Civil War", regardless of whether you are a fan of the comic series or not, executed so sweet here. What do you like about Winter Soldier enhanced with a strong story line that is able to ensure every Avengers characters involved in it is departing from a motivation that can be trusted and understood. Super epic fight scenes that will make you smile like a child up to the introduction of two characters - Black Panther and Spider-Man were also executed by the sweet will make you satisfied when a list of credits has surfaced in sight.

Senin, 17 Agustus 2015

Language Matters

04.24


Hi Everyone
More than 1 year since i write in this blog. I'm too busy to write because my activity on real life. And finally, i can write again after get a free time.

What  i want to say, on this past 1 year, i was once think about this blog and ask to myself, "how can i gather more viewers for my blog but i still do not always write on this blog eveytime?".

Firstly i "Maximizing" Social Media. I share my older post on every single social media i have. Facebook,Twitter even in comment section on Youtube. it did'nt worked well.

Secondly, "Blogwalking". i have visited many other blog to write a comment on them and told them to visit my blog if had time. After that iam just to lazy to wait eveytime, i dont open my blog until 2 month ago. it's work but not a big increase, just little bit Indonesian blogger.

Finally i got an idea.
From now on, my blog main language will change from indonesian into english

So, always support my blog even i change it into english language, now i just wanna my writtings to be read by you guys from all over the world. Thank you so much and see you later on my next post, bye bye. 

Minggu, 03 Agustus 2014

Movie Review - Step Up All In

00.51

Step Up,franchise film yang bertemakan tarian modern ini, saat film pertamanya langsung menjadi booming & menarik perhatian penonton. Aktor Channing Tatum pun mulai terkenal dikhalayak umum berkat Step Up karena dia menjadi tokoh utama dalam film Step Up pertama ini.

Setelah Step Up Sukses dipasaran, seri-seri berikutnya pun bermunculan setiap 2 tahun sekali yaitu Step Up 2: The Streets(2008), Step Up 3D(2010), Step Up Revolution(2014), dan di tahun 2014 ini, Step Up kembali lagi dengan sekuel ke-4nya dan dikabarkan menjadi seri terakhir dari franchise tarian modern ini, dan akan berjudul Step Up All In.

INTRODUCTION  

Step Up All in, film ini meneruskan cerita di film sebelumnya, Step Up Revolution yang mana bercerita tentang Sean(Ryan Guzman) mencoba untuk bertahan hidup dengan hobi menarinya. Dengan timnya "The Mob" Sean berusaha untuk mengikuti casting di banyak tempat agar tim-nya tetap eksis pasca kejadian di Miami yang pernah melambungkan nama tim mereka. Sayangnya, hal tersebut tidak berjalan lancar dan malah membuat Sean ditinggalkan oleh tim mereka.


Tak mau begitu saja terpuruk, Sean akhirnya menemukan iklan di internet tentang kompetisi dance di Las Vegas yang diadakan oleh penyanyi terkenal. Sean pun mengajak Moose(Adam G Sevani) untuk ikut dalam kompetisi dance tersebut. Tetapi, Sean tidak memiliki tim untuk mengikuti kompetisi tersebut. Moose pun mengajak Sean untuk bertemu dengan Andie(Briana Evigan) untuk mengajak beberapa orang agar masuk ke dalam tim yang akan ikut berkompetisi
Setelah berhasil membuat penonton terhibur lewat dance di 4 film sebelumnya, tentu berdampak pada rasa ketertarikan di seri selanjutnya. Mungkin juga, beberapa orang juga sudah mulai bosan untuk mengikuti franchise ini. Meski begitu, franchise ini tetap hadir dengan percaya diri untuk menghibur para penonton.

REVIEW TIME

Trish Sie selaku sutradara tidak bisa dibilang berhasil dalam mennyutradarai film ini. Trish Sie terlalu menekankan isi cerita yang akhirnya malah berujung kurang bagus untuk 112 menit film ini. jangan terlalu menggali dengan dalam isi cerita film ini karena pada akhirnya hal tersebut tentu akan menguak betapa minimnya penggarapan naskah film ini Sama seperti film-film Step Up sebelumnya, plot yang bisa diprediksi pasti dapat terlihat dengan jelas pada Step Up All In ini. Konsep yang selalu sama membuat banyak adegan yang "Cheesy" di film kali ini. jadi yang berharap jalan cerita yang menarik dan juga tidak monoton akan kembali merasakan kekecewaan pada Step Up All In ini.

Dari segi dancenya, film ini juga terlihat kurang maksimal jika dibandingkan dengan 2 film sebelumnya, Step Up 3D & Step Up Revolution. Penonton mungkin akan kurang terkesima dengan dance di sepanjang film ini. Tetapi, bukan berarti semua dancenya tidak menarik untuk dilihat. Di penghujung film akan disajikan satu tarian khusus yang mungkin bisa menggantikan rasa tidak menarik terhadap tarian-tarian sebelumnya yang diperlihatkan di sepanjang film ini.


Poin Plus fim ini datang dari para pemain-pemainnya. Film ini seperti ajang reuni bagi para pemain step up terdahulu, para penggemar franchise ini bisa sedikit merasakan nostalgia terhadap pemain-pemain seri Step Up terdahulu
Overall, Film Step Up All In ini, yang katanya sebagai penutup franchise Step Up, bukanlah penutup yang baik bagi franchise ini. Tapi film ini menjadi alasan yang tepat untuk menutup perjalanan franchise Step Up ini.



Mungkin itu tadi sedikit Review ku mengenai film Step Up All In. Walaupun filmnya sudah sangat lama tayang di bioskop-bioskop, ku baru bisa menonton film ini baru-baru aja, jadi aku bisa menulis review film ini baru bisa sekarang deh.

Terima kasih buat yang telah meluangkan waktunya untuk membaca review "Step Up All In" ini. Terima kasih juga buat yang telah menshare & mengkomen tulisanku kali ini


Nantikan review-review ku mengenai film, tv seri, game & musik yang lain ya.

Rabu, 16 Juli 2014

TV Series Review - Marvel Agent Of Shield (Season 1)

00.37


Di akhir tahun 2013, muncul TV Series baru yang sangat diantisipasi pada waktu itu yaitu, Marvel Agent Of Shield. Sesuai namanya TV Series ini di produksi oleh Marvel. Kalau mengingat nama Marvel, pasti langsung teringat film superhero seperti Iron Man, Thor, Captain America, The  Avengers, dll.Beda dengan film-film buatan marvel tadi, Marvel Agent Of Shield tidak menceritakan tokoh-tokoh utama yg memiliki kekuatan super, melainkan hanya menceritakan orang-orang biasa yang tidak memiliki kekuatan.

Introduction

Marvel Agent Of Shield (atau biasa disebut Agent Of Shield) menceritakan agent-agent dari S.H.I.E.L.D (Strategic Homeland Intervention Enforcement and Logistic Division). S.H.I.E.L.D adalah sebuah organisasi pemerintah tingkat tinggi yang bertugas menjaga kedamaian dunia secara rahasia. tv series ini bersetting waktu setelah pertarungan di new york di film The Avengers.  Setelah kejadian yang terjadi di new york, semua orang telah sadar tentang keberadaan Superhero & juga makhluk-makhluk asing. Tugas S.H.I.E.L.D lah untuk menutupi & mengatasinya

Ingat Phil Coulson (diperankan oleh Clark Gregg) yang pernah muncul di Iron Man, The Avengers?. Phil kembali lagi sebagai tokoh utama di Agent Of Shield ini.


Kita bertanya-tanya bukan nya Phil sudah mati di bunuh Loki di The Avengers?? Bagi yang bertanya seperti itu, bisa langsung melihat Marvel Agent Of Shield, karena di sepanjang season 1 ini, akan dijelaskan sedikit demi sedikit bagaimana Coulson bisa hidup kembali.


Phil tidak sendiri, Phil dibantu oleh anggota-anggota tim yang dibentuknya sendiri yang terdiri dari 5 orang yang memiliki spesialisasi di bidangnya masing-masing antara lain Melinda May(Ming-Na Wen) yaitu seorang pilot yang handal & sangat ahli dengan senjata di S.H.I.E.L.D. Dia memiliki julukan " The Cavalry" walaupun dia tidak menyukai julukannya tersebut, di salah satu episode akan dijelaskan mengenai masa lalunya & latar belakang julukannya tersebut. 

Kemudian ada Grant Ward (Brett Dalton), seorang agen lapangan S.H.I.E.L.D yang sangat hebat. Dia memiliki kenangan yang buruk di masa lalunya yang juga sedikit akan di bahas di salah satu episode Agent Of Shield..
Selanjutnya ada Skye (Chloe Bennet), Hacktivist yang berasal dari kelompok yang bernama "The Rising Tide", sebuah kelompok yang terobsesi dengan "superhero". Phil yang merekrut dia untuk bergabung di timnya. 
Ada juga duo Leo Fitz (Iain De Caestecker), agent dari S.H.I.E.L.D spesialis di bidang teknik, khususnya senjata. Memiliki hubungan chemistry yang romantis dengan pansangan duentnya Jemma Simmons (Elizabeth Henstridge) yang juga seorang Agent S.H.I.E.L.D yang ahli di bidang kehidupan manusia & alien.

Review Time

Marvel Agent Of Shield memulai episode debutnya dengan kualitas standar untuk Pilot (Episode Perdana) sebuah TV Series, tidak jelek tapi tidak juga sangat bagus. Episode-Episode awal juga terkesan agak biasa, terlalu monoton & kadang-kadang cenderung membosankan, tapi bukan berarti Agent Of Shied tidak pantas untuk ditonton, itu hanya kesan pertama ku terhadap episode-episode awal. Justru tensi makin naik di episode yang menceritakan bagaimana Phil bisa hidup kembali, dari situ lah mulai ada hubungan-hubungan dengan episode-episode awal.
Semakin naik episode, semakin naik tensi saat menonton. Disertai dengan berbagai macam konflik & ditambah twist yang bagus. Puncaknya saat episode terakhir season 1 (Begining Of The End) yang luar biasa dan diakhiri dengan banyak misteri untuk season kedepannya.



Kelebihan dari Agent Of Shield Ini adalah  TV Series ini tersambung dengan marvel cinematic universe (dunia yang sama dengan dunia di film-film marvel). Plot & timelinenya  terus berjalan seiring film-film marvel yang lainnya. Seperti saat 7 episode awal masih bersetting setelah kejadian di film The Avengers kemudian berlanjut di episode 8 - 16 yang bersetting setelah film Thor Dark World & episode 17 - akhir, bersetting setelah Film Captain America : The Winter Soldier. Film-film tadi cukup berpengaruh pada perkembangan plot Agent Of Shield.  
Kelebihan Agent Of Shield yang lain adalah adanya karakter-karakter dari film Marvel seperti Nick Fury & Agent Maria Hill walau tidak terlalu menjadi pusat cerita. Seandainya tokoh-tokoh besar yang lain dari film marvel bisa turut tampil di agent of shield, mungkin bisa menambah daya tarik penonton untuk menonton TV Series ini, tapi hal itu mungkin sangat susah direalisasikannya mengingat dengan budget sebuah tv series untuk mengundang tokoh-tokoh terkenal dari marvel seperti Robert Downey jr sebagai Tony Stark/Iron Man atau Chris Hemsworth sebagai Thor walaupun hanya sebagai cameo.



Agent Of Shield juga menyajikan Visual Effect yang bagus untuk sebuah tv series dengan budget yang katanya seperti budget untuk membuat sebuah film.
Tapi menurutku, ada sebuah kekurangan Agent Of Shield yaitu istilah-istilah yang seperti dipaksakan menjadi "realistis" yang dengan mendengarnya saja kita bisa mengetahui istilah-istilah itu dibuat-buat, mungkin ini lah kekurangan dari Marvel yang berbeda dengan rivalnya, DC, yang sudah membuat se realistis mungkin.
Mungkin itu tadi review singkat ku tentang Marvel Agent Of Shield yang menurutku menarik untuk ditonton untuk ukuran sebuah TV Series.
Agent Of Shield akan kembali di season 2 pada bulan september tahun ini. 
Terima kasih buat yang telah meluangkan waktunya membaca, menshare & mengkomen postingan ku kali ini, nantikan postingan ku yang lain ya.










Jumat, 04 Juli 2014

June Music Review (Linkin Park - Ed Sheeran - Lana Del Ray - Tiësto)

07.42


Juni. Di bulan yang telah lalu ini, banyak sekali penyanyi, band, DJ yang mengeluarkan single & album baru dengan genre-genre yang berbeda, bahkan ada penyanyi & band terkenal yang merilis album mereka pada tanggal yang sama. 


Tapi pada bulan juni lalu, hanya 4 album baru yang menarik perhatian ku untuk segera mendengarkannya yaitu Linkin Park dengan album The Hunting Party, Ed Sheeran dengan album X, Lana Del Ray dengan album Ultraviolence & Tiësto dengan album A Town Called Paradise.


Linkin Park - The Hunting Party (13 Juni 2014)

The Hunting Party, Album keenam dari band rock asal California ini menjadi album yang paling "Heavy" yang pernah mereka rilis & sangat berbeda dibandingkan 2 album mereka yang sebelumnya ( A Thousand Suns & Living Things) yang menyajikan eksperimental, gaya elektronika & soft rock.  Di album ini Linkin Park memiliki campuran genre yang kuat seperti punk, thrash, dan hard rock, seperti yang terdengar pada lagu-lagunya seperti “Keys to the Kingdom,” “Guilty All the Same,” “Mark the Graves” , “A Line in the Sand” , & "War".


Ed Sheeran - X (20 Juni 2014)


Ed Sheeran, penyanyi & penulis lagu yang memulai debut album + ini, kembali mengeluarkan album terbarunya yang berjudul X. Album X kali kurang lebih bercerita tentang perjalanan emosional yang menyertai Ed Sheeran. Album X ini kalau di bandingkan dengan Albumnya yang sebelumnya yaitu + seperti lebih memiliki makna yang lebih dalam. Setiap lagu dari album ini seperti mensintesis kualitas "catchy" dari "The A Team"  sementara “I’m a Mess” dibangun menjadi ending yang meriah, yang pasti akan mengakhiri live show Sheeran di waktu yang akan datang


Lana Del Ray (13 Juni 2014)

Setelah Album keduanya yang fenomenal yaitu Born To Die, Lana Del Ray kembali mengeluarkan album ketiganya pada bulan juni lalu yang berjudul Ultraviolence. Album Lana Del Rey kali ini terdengar lebih sedih dari pada albumnya yang sebelumnya, Born To Die. album ini terdengar seperti kehidupan dunia yang melelahkan yang tercurahkan ke dalam sebuah album. di mulai dari lagu yang bertemakan "wanita yang di tinggalkan sendirian" pada lagu ‘Cruel World’  sampai kisah patah hati yang klasik pada lagu ‘Old Money’


Tiesto - A Town Called Paradise (10 Juni 2014) 


A Town Called Paradise, album ini adalah album kelima seorang DJ yang berasal dari belanda yaitu Tijs Michiel Verwest atau yang lebih dikenal dengan nama panggungnya, Tiësto. Dia seperti mengubah genre Albumnya dari "Trance Abrasive" yang ada di album tahun 2009 miliknya yaitu Kaleidoscope menjadi EDM yang lebih bersuara piano, gitar & suara yang lembut seperti versi dini hari dari Taylor Swift atau pun Coldplay.


Mungkin itu tadi review yang singkat dariku tentang album-album yang telah rilis pada bulan juni 2014, mungkin review ini tidak bisa menjadi acuan musik yang sangat bagus & berkualitas, karena setiap orang memiliki selera musiknya masing-masing.


Terima Kasih buat yang telah meluangkan waktunya untuk membaca, menshare & mengkomen postinganku kali ini, nantikan postingan ku yang lain ya.

About Me

ZulfiFachir

This is me. What you see is what you get. I'm not lazy. Someone just stole my motivation. My life motto is simple,Follow Your Dreams. Moviegoer, Gamer, Swimmer, Writer, Reader, Learner, Sleeper, Thinker, Listener, Big Eater




Recent

recentposts

Random

randomposts